Asal mulanya adalah kebosanan yang kian menjadi, Rien. Dan seperti tahun-tahun lama, aku menindasnya dengan menghabiskan hari dari terminal di satu kota ke kota lain. Niatku bukan kesana. Tapi lagi untuk kesekian kali, takdir bercanda denganku. Ya, Rien. Takdir yang membuatmu pergi.
Aku terbangun menjelang terminal. Terkejut oleh tikaman dingin. Dan menemukan aku di kota tak ku kenal. Tiang-tiang lampu bergerak melintas dari pandanganku di jendela. Cahaya langit malam yang tak seutuhnya pekat membuatku bisa melihat gunung tinggi yang dekat melingkari kota.
Ada papan nama warung, dan kubaca nama kota ini. Takengon. Continue reading